Stanley's Posts

Posted by : Unknown Saturday, January 21, 2017


SANTA AGNES

Agnes hidup tahun 291-304. Ia terkenal sangat cantik dan simpatik. Tidaklah mengherankan bila banyak pemuda yang jatuh hati padanya dan bertekad mengawininya. Tetapi apa yang dialami pemuda  pemuda itu? Mereka menyesal, kecewa bahkan marah karena lamaran mereka ditolak. Agnes, gadis rupawan itu berkaul tidak mau menikah karena ia telah berjanji untuk tetap perawan dan setia kepada Kristus yang mencintainya. Pemuda  pemuda frustasi itu melaporkan Agnes kepada pengadilan Romawi dengan mengungkapkan identitasnya sebagai seorang penganut agama Kristen. 
Dihadapan pengadilan Romawi, Agnes diuji, ditakut  takuti bahkan dituduh menjalani kehidupan sebagai seorang pelacur. Ia diancam dengan hukuman mati dan dipaksa membawakan kurban kepada dewa dewa kafir Romawi. Tetapi Agnes tidak gentar sedikitpun menghadapi semua ancaman dan siksaan itu. Ia dengan gagah berani menolak segala tuduhan atas dirinya dan mempertahankan kemurnianya. Belenggu yang dikenakan pada tangannya terlepas dengan sendirinya. Bagi dia Kristus adalah segala-galanya. Dia yakin Kristus menyertainya dan tetap menjaga dirinya dari segala siksaan atas dirinya. 
Akhirnya tiada jalan lain untuk menaklukkan Agnes selain membunuh dia dengan pedang. Kepalanya dipenggal setelah dia berdoa kepada Yesus, mempelainya. jenazahnya di kebumikan di jalan Nomentana. Kemudian diatas kuburnya didirikan sebuah gereja untuk menghormatinya. 
Agnes dilukiskan sedang mendekap seekor anak domba (Agnus), lambang kemurnian, memegang daun palem sebagai lambang keberanian. Pada hari pestanya setiap tahun, dua ekor anak domba disembelih di Gereja santa Agnes di jalan Nomentana. Bulu domba itu dikirim kepada Sri Paus untuk diberkati dan dipakai untuk membuat hiasan atau mantel. Hiasan dan mantel itu kemudian dikembalikan kepada Uskup Agung dari Gereja itu untuk dipakai sebagai simbol kekuasaannya.

Santo Fruktuosus, dkk: Augurius dan Eulogius, martir

Fruktuosus adalah Uskup Tarragona, Spanyol. Pada suatu hari minggu di tahun 259. Beberapa tentara Romawi memanggilnya bersama Augurius dan Eulogius, kedua diakonnya untuk menghadap pengadilan kaisar. Mereka selanjutnya dipenjarakan. Kejadian ini menggemparkan seluruh umat. Namun ketiga saksi Kristus ini menggangap peristiwa pemenjaraan atas diri mereka sebagai suatu pengalaman keikutsertaan mereka dalam sengsara Kristus dan kesempatan emas untuk memberi kesaksian iman. Dalam penjara itu, Uskup Fruktuosus berhasil mempertobatkan seorang narapidana bernama Rogasianus. 
Kepada Fruktuosus gubernur bertanya: Tidak taukah tuan peraturan Kaisar mengenai penghormatan kepada dewa-dewa, dengan tegas Uskup Fruktuosus menjawab, Tidak, saya seorang Kristen. Saya hanya menyembah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, laut dan segala sesuatu yang ada didalamnya. 
Gubernur juga menanyai Augurius dan Eulogius, Engkau juga menyembah Fruktuosus tanya Gubernur kepada Eulogius, dan ia menjawab, Saya bukan menyembah Fruktuosus, melainkan Allah yang Mahatinggi. 
Gubernur ternyata tidak berdaya menghadapi tiga saksi Iman yang berani itu. Akhirnya Fruktuosus bersama kedua diakonnya dijatuhi hukuman mati pada tahun 259. Mereka dibakar hidup-hidup.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Stanley's Blog - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -